Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Rabu, 28 Mei 2014

NAIK ke RUMAH BAPA

Oleh: Rev DR MH Siburian, M.Min

“…BAHWA  SEKARANG AKU AKAN PERGI KE RUMAH BAPA-KU DAN BAPA-MU, KEPADA ALLAH-KU DAN ALLAH-MU…” (YOHANNES 20: 17b).

                Alkitab mencatat beberapa kejadian “kenaikan “ ke angkasa diantara kurun waktu yang sangat panjang. Tersebutlah Henokh orang “ yang bergaul dengan Allah selama beratus-ratus tahun” tiba-tiba diangkat oleh Allah, proses pengangkatan ini tidak dijelaskan secara mendetail (Kej 5:24), Henokh diangkat oleh Allah tanpa melalui proses kematian lebih dahulu.
Pengangkatan Henokh ini menimbulkan pertanyaan Theologis, apakah tubuhnya mengalami perubahan “Illahi” sebelum terangkat, karena Henokh tdak kembali lagi  ke  bumi  setelah kejadian tersebut. Kemudian ada Nabi Elia yang telah memberitahukan lebih dahulu kepada orang banyak tentang “ hal kenaikannya.”  Sedikitnya 50 orang disamping Elisa muridnya telah menerima informasi ini sebelumnya. Elia terangkat dengan “pesawat luar angkasa” yang agak aneh yang dilihat atau dilukisakan sebagai “kereta berapi” dan “kuda berapi” yang naik ke surga dalam “ angin badai” (II Raja-Raja 2). Dapat dipahami bila kendaraan yang membawa Nabi Elia ini dilukiskan sedemikian rupa karena mereka tentu saja belum pernah melihat pesawat luar angkasa seperti yang ada pada zaman kita ini bahkan yang jauh lebih canggih dari pesawat Ulang-Alik Amerika Serikat sekarang. Nabi Elia pun terangkat ke Sorga tanpa mengalami proses kematian sebelumnya.
Rasul  Paulus  mengalami  sendiri  fenomena  pengangkatan  ini, satu  waktu  dari  hidunya.  Dia  terangkat  sampai  ke: “ tingkat yang  ke tiga” dari  Sorga. Paulus  tidak  tahu  apakah  ia  terangkat “di sorga”, Paulus  kembali  ke   bumi   dengan   tubuh   yang  sama, karena kemudian daripada  itu  Paulus  mati  sebagai  sahid Salib Kristus. (II Korintus 12:1-5).
Katika Yesus sebelum mati dan bangkit dari kubur, telah memberitahukan “kenaikanNya ke Sorga” maka murid-muridNya tentu tidak menyadari seperti apakah kejadian itu akan berlaku.  Yesus akhirnya naik ke Sorga 40 hari setelah kebangkitan-Nya dari mati, disaksikan oleh murid - murid  dan  beratus - ratus orang yang lain. Kali ini: “kenaikan”  tidak  terjadi  tiba - tiba  dan  dengan “pesawat khusus” atau sepeti Paulus dan Henokh “tanpa saksi”, tetapi Yesus terangkat ke Sorga secara “ visible” disaksikan oleh mata kepala banyak orang Yesus naik “mengatasi” hukum alam, gravitasi bumi, menundukkan hukum  ruang  dan  waktu  sampai  akhirnya  para  saksi  mata  tidak dapat melihat –Nya lagi karena “awan telah menutupi-Nya” (Kisah Rasul 1:6-11).
Dia terangkat dalam “tubuh kebangkitan-Nya” dengan seluruh identitas pribadi-Nya yang dikenal oleh para pengikutNya, agaknya ini perlu diketengahkan untuk menepis “dugaan aneh.” Yang menyebutkan bahwa Yesus setelah bangkit dari mati telah “pergi ke negeri Prancis” atau “ke negeri India” atau “ke negeri Sakura/Jepang” kemudian kawin dan beranak - pinak di negeri itu. Jauh sebelum Yesus “terangkat” ke Sorga, Dia sudah memastikan “destinasi“ keberangkatan-Nya yaitu ke rumah Bapa-Nya ke tempat Allah-Nya di dalam Sorga.       
Saksi mata yang beratus-ratus orang itu telah menguatkan iman mereka untuk menyaksikan “berita baik, Injil Keselamatan” dari Yesus yang proses kelahiran, kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya disaksikan sejelas-jelasnya tanpa sumber ke-2 atau ke-3
Kenaikan Yesus telah menjadi bukti yang jelas bagi para saksi mata bahwa “yang namanya Sorga itu: bukanlah “tempat imaginatif” semacam kayangan yang muncul dari daya imaginasi manusia yang hebat.  Sorga itu sebagai tempat pusat kegiatan darimana Allah mengendalikan “alam jagat raya”  ini (Mazmur 103:19).  Tidak perlu bagi kita menduga bagi kita dimana “titik peta” Sorga itu sebenarnya, namun Ayub menyebutnya di “langit yang tinggi”, lihatlah bintang-biintang yang tertinggi yang betapa tingginya (Ayub 22:12).  Sorga pasti berada diantara “Super Cluster” yang tidak terukur luasnya itulah yang menjadi tempat orang percaya yang sedang dipersiapkan oleh Yesus untuk mereka. Yohannes melihatnya dengan jelas ketika: “Sesungguhnya suatu kumpulan besar orang banya yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan berdiri dihadapan Anak  Domba  memakai  jubah  putih  dan  memegang Daun Palem di tangan mereka.  Suatu tempat tanpa malam, tanpa kutuk, tanpa perkabungan, tanpa air mata, dan tanpa kematian  (Wahyu 21 dan 22). Ini terjadi karena Sorga itu adalah produksi dari “nature” Allah Yang Maha Besar.
Kenaikan Yesus telah membuka   “Era Akhir Zaman”  yaitu Era Mediator yang menjembatani “ masa melihat atau menyaksikan” di belakang kita dan “masa melihat dan menyaksikan “ dihadapan kita. Ada zaman “menunggu” bagi orang percaya bagi suatu zaman baharu yang kekal. Periode sekarang ini adalah satu proses berjalan dari zaman yang dijanjikan Tuhan dimana Ia akan kembali sebagai “hakim agung” yang akan mengadili semua makhluk untuk masuk ke dalam keadilan abadi yang tidak akan berubah lagi. Orang percaya akan dimahkotai dan orang yang tidak percaya akan masuk dalam penghukuman.
Yesus naik ke Sorga menunjukkan bahwa tugasnya sebagai “mediator” di bumi telah selesai dan telah mengalahkan seluruh musuh-Nya dengan tuntas.  Yesus naik ke Sorga sebagai “perwakilan orang percaya” dan mengambil kepemilikan (ownership) atas Sorga sebagai ganti kita. Yesus berkata bahwa: “sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu dan apabila Aku    telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di temat dimana Aku berada, kamupun berada (Yohanes 14:1-3).
Dia naik agar Yesus mengutus Roh Kudus-Nya. Zaman pun berubah di belakang kenaikan Tuhan Yesus. Dia tidak hadir lagi secara fisik diantara murid-Nya tetapi di dalam hadirat Roh-Nya.  Roh kudus akan menjadi “counsellor.”  Dan  yang akan mengajarkan segala sesuatu dan juga “mengingatkan” akan semua yang telah dikatakan Yesus selam Ia berada di bumi ini (Yohannes 14:26). Kenaikan Tuhan Yesus  telah membuka “zaman Roh”,  sehingga seluruh sistem kepercayaan kepada Tuhan harus dipimpin oleh Roh Tuhan, yang tentu tidak akan pernah bertentangan dengan firman Allah. Yesus naik agar Dia menjadi pembela   (tugas advokasi) untuk semua orang percaya di “pengadilan sorga” karena Dia hidup selamanya maka Dia menjadi pengantara untuk selamanya, advokasi-Nya kekal tidak temporer.
Yesus naik untuk menerima Kuasa di bumi dan di Sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa agar ke-Tuhanan-Nya menjadi nyata sehingga semua lutut akan berteluk dan semua mulut akan mengaku bahwa Yesus itu adalah Tuhan, Haleluya, Amen

2 komentar:

  1. Dikatakan "Dia menjadi pengantara untuk selamanya"
    Jadi , setiap doa dan seruan kita . Apakah terlebih dahulu sampai kepada Yesus lalu akan disampaikan kepada Allah?

    BalasHapus
  2. Arti pengantara Yesus identik dengan Roh Kudus yg bertugas/bekerja di dunia ini kepada setiap umat Tuhan setelah Yesus pergi ke Rumah Bapa,setiap doa yg kita serukan dng haus dan rindu tentu Roh Kudus punya perasaan.

    BalasHapus