Oleh: Bpk Pdt Nainggolan, Pimpinan Sidang GPI Jl Sungkono Surabaya-Jawa Timur
Natas: 1 Korintus 11:23-26
11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah
aku terima dari Tuhan. yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan,
mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia
memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang
diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu
berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang
dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah
ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini,
kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Dalam firman
Tuhan diatas di tegaskan bahwa setiap kita makan roti dan minum dari cawan ini
kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.Yang dimaksud
dengan “sampai Ia datang” adalah bahwa Tuhan menginginkan kita memberitakan
Injil dan kematian-Nya di kayu salib serat memberitakan pengorbanan Tuhan di
kayu salib sebab Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa umat manusia.
Rasul Paulus
berpesan kepada jemaat di Korintus seperti tertulis dalam 1 Korintus 2:5 yang
mengatakan “supaya iman kamu jangan
bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” Banyak
di akhir zaman ini orang-orang yang melakukan pertemuan lebih tertarik
membicarakan bisnis, sekalipun itu di Gereja, padahal Tuhan ingin supaya kita
membuat perkumpulan-perkumpulan atau pertemuan-pertemuan Rohani sehingga kita
bisa membahas tentang kebenaran Firman Tuhan.
Tuhan ingin
supaya setiap kita bisa melayani Tuhan dengan dengan hati yang tulus, di bawah
ini ada bebarapa bentuk pelayanan yang berkenan di hati Tuhan Yesus Kristus.
Marilah kita
sama-sama merenungkan artikel tentang pelayanan yang berkenan di hati Tuhan.
Ada
perbedaan yang cukup jelas antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.
Melayani Tuhan adalah seperti Maria (Lukas 10:38- 42). Yang disebut melayani
Tuhan adalah berdoa, membangun hubungan yang intim/akrab, serta
menanti-nantikan Tuhan. Sedangkan, melayani pekerjaan Tuhan adalah seperti
Marta (Lukas 10:38-42). Yang disebut melayani pekerjaan Tuhan adalah menjadi
pemimpin pujian, penyanyi di gereja, pemusik, penari tamborin, guru sekolah
minggu, dll.. Banyak orang yang suka melayani pekerjaan Tuhan tetapi tidak suka
melayani Tuhan. Orang yang melayani Tuhan pasti akan melayani pekerjaan Tuhan,
tetapi belum tentu orang yang melayani pekerjaan Tuhan akan melayani Tuhan.
1. Dasar Pelayanan adalah Karakter.
Dasar pelayanan kita tidak boleh dibangun atas dasar karunia tapi karakter.
Bukan berarti karunia tidak penting. Karakter dan karunia harus berjalan
bersama-sama dalam pelayanan. Karakter dan karunia itu seperti kedua kaki kita.
Tanpa salah satu dari kaki itu, maka pelayanan kita akan pincang. Ada perbedaan
antara karakter dan karunia.
Karakter:
·
nilainya kekal,
·
menyatakan kasih Tuhan,
·
melalui proses (waktu),
·
membuat kita dikenal Tuhan (1
Korintus 8:3), dan
·
harus dikejar (1 Korintus 14:1).
Karunia:
·
nilainya tidak kekal,
·
menyatakan kuasa Tuhan,
·
instan (langsung dapat),
·
membuat kita terkenal, dan
·
harus dikobarkan (2 Timotius 1:6; 1
Tesalonika 5:19).
2. Bentuk Pelayanan adalah Melayani.
Banyak orang lebih suka dilayani daripada melayani. Ingatlah bahwa Tuhan datang
ke bumi ini untuk melayani bukan untuk dilayani. Tuhan Yesus mau mengosongkan
diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati (1 Yohanes 3:16;
Filipi 2:5-8).
3.
Motivasi Pelayanan adalah Kasih.
Motivasi pelayanan kita bukanlah untuk mendapat uang, HP, rumah, mobil, dsb..
Kita harus senantiasa termotivasi oleh kasih Tuhan yang ada di dalam kita
karena kasih Tuhan sudah dicurahkan di dalam kita (Roma 5:5). Kasih Tuhan
membuat kita sabar, murah hati, tidak iri hati dengan teman sepelayanan, tidak
sombong, tidak egois, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena
kebenaran, sabar menanggung sesuatu, percaya segala sesuatu, dan mengharapkan
segala sesuatu (1 Korintus 13:4-8). Kasih itu memberi bukan menerima. Salurkan
atau alirkan kasih Tuhan yang ada di dalam hati kita, jangan biarkan apa pun
menyumbat kasih Tuhan mengalir dari hati kita. Itulah sebabnya jaga hati kita
dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).
Jangan biarkan hati kita tercemar atau dicemari dengan apa pun!
4. Ukuran Kesuksesan Pelayanan adalah
Pengurbanan. Kesuksesan pelayanan tidak diukur oleh sudah berapa banyak rumah
dan mobil yang dimiliki, melainkan oleh betapa besar pengurbanan yang sudah
kita berikan untuk mereka yang terhilang, yang lemah, yang hina, yang tidak
diperhatikan, yang miskin. Rasul Paulus berkata, “Aku suka mengorbankan milikku
bahkan jiwaku untuk jiwa-jiwa” (2 Korintus 12:15). Inilah ukuran pelayanan yang
benar.
5. Otoritas Pelayanan adalah Penundukan
Diri. Yakobus 4:7, “Tunduklah kepada Allah, lawanlah iblis dan iblis akan lari
dari padamu.” Belajarlah tunduk kepada Allah! Belajarlah tunduk kepada orang
tua kita di dalam Tuhan! Belajarlah tunduk kepada gembala atau pemimpin kita!
6.
Tujuan Pelayanan adalah Memuliakan
Tuhan. Tujuan pelayan bukanlah untuk mencari nama, bukan untuk terkenal,
melainkan untuk memuliakan Tuhan. Kita harus belajar membelokkan pujian yang
orang berikan kepada kita untuk kita kembalikan kepada Tuhan. Jangan mau
mencuri kemuliaan Tuhan. Biarlah kita yang semakin kecil, Tuhan yang semakin
besar (Yohanes 3:30). Ingatlah segala sesuatu yang kita kerjakan, Tuhanlah yang
mengerjakannya untuk kita (Yesaya 26:12).
7. Alat-alat Pelayanan adalah Firman,
Doa, Pujian (Yohanes 15:3; Yohanes 17:7; Efesus 3:20; 1 Yohanes 5:14; Mazmur
40:2-4; Yesaya 29:29- 30)
Segala
kemuliaan, kekudusan, hormat serta kemuliaan kita kembalikan kepada Tuhan Yesus
Kritus Tuhan kita. Terpujilah nama Tuhan Kita Yesus Kristus dari saat hari ini
kekal sampai selama-lamanya. AMIN
Terima kasih kepada Pak Pdt Nainggolan... Shalom!!
BalasHapus