Disampaikan pada Ibadah peletakan Batu Pertama GPI Sidang Hutabaru-Medan |
Oleh: Bpk Pdt Drs JW Panjaitan, S.Th. Bendahara Umum Gereja Pentakosta Indonesia, Koordinator Pembantu Umum GPI Kota Medan dan Sekitarnya
Nats Firman Tuhan: II Tawarikh 7:12-14
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Salomo pada malam hari dan berfirman kepadanya: "Telah Kudengar doamu dan telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah persembahan.
Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar r dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar r dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
SesungguhNya hidup dan kebutuhan kita dijamin oleh Tuhan. Karena Tuhan bukanlah mahluk yang bodoh, menciptakan kita lalu menelantarkannya. Tidak sama sekali. Dia melalui karya dan Firmannya sudah menjanjikan jaminan berkat kepada kita. Itulah sebabnya kita disebut anak. Tuhan adalah "orang tua yang bertanggungjawab", melahirkan kita lalu memenuhi kebutuhan kita.
Lalu mengapa banyak orang yang kepadanya tidak sampai berkat Tuhan itu? Dia tidak cukup memenuhi syarat untuk menerimanya.
Ada 4 (empat) syarat dalam Fiman Tuhan ini yang menjadi syarat kita untuk layak menerima berkat itu.
a. Merendahkan diri.
Penulis amsal mengatakan, "..Orang yang rendah hati, siapakah menemukannya..". Di pasal yang laindikatakan "..Kesombongan mendahului kehancuran..." Saudara, orang yang rendah hati dan rendah diri di hadapan Tuhan adalah barang yang LANGKA saat ini, termasuk di gereja dan termasuk di Gereja Pentakosta Indonesia.. Sulittttttttttttt sangat sulit sekarang orang merendahkan hati.
Saya akhir-akhir ini sering bertanya dalam hati." Ai tu Surgo do hami on haduan naeng" (Apakah kami ini nantii masuk Sorga?". Alana holan na marbadai nama karejotta akka paddita on. Holan na mambaen parsoalan. Jadi sai merenung do au, ao tu sorgo do akka parbada dohot siginjang roha. kalau yang saya tahu Firman Tuhan, iya tidak bisa masuk sorga. Bah jadi boha nama hita on, akka paddita bongor hita on, marpikkir be ma hita...
Saudara, Yesus adalah teladan kita yang sempurna untuk merendahkan diri. Malah HAK Nya untuk meninggikan diri diabaikannya untuk merendahkan diri. Bayangkan, HAKnya sendiri diabaikan untuk bisa menunjukkan kerendahan diri.
Dan kita harus tahu sungguh2, sikap merendahkan dirilah sebenarnya yang berkenan di hdapan Tuhan. Daud berkata: Korban yang berkenan kepada Tuhan adalah hati yang HANCUR dan REMUK.
b. Hidup yang berdoa.
Doalah yang membuat kita bisa bertahan. Dengan doa, maka ada jembatan berkat Tuhan sampai kepada kita. GEDORRRRRRRRRRRRRRR pintu sorga, supaya diturunkan berkat kepada kita. Gedor dengan doa. Tahukah saudara betapa besar khasiat doa ini? Lihatlah seorang ibu yang JUGUL berdoa sampai meluluhkan hati seorang hakim LALIM yang TIDAK TAKUT KEPADA ALLAH DAN MANUSIA. Tapi seorang ibu yang teraniaya mampu meluluhkan hatinya karena JUGUL meminta. Jadi porlu do siapa JUGUL. Alai jugul martangiang do dah....
Akhir akhir ini karena faktor tua, saya pun sudah mulai agak malas berdoa. Kadang sudah bangun, lalu tutup mata berdoa, eh malah ketiduran. Inilah karena faktor usia. Tapi kalian, selagi muda, terus lah pelihara kehidpan doa. Terutama yang baru memulai pelayanan, jangan sampai bermain-main dengan doa. Harus berdoa setiap hari dan setiap saat.
c. Mencari wajah Tuhan
Jangan cari hormat, cari muka dan jangan cari nama, apalagi cari HEPENG. Jangan melayani tapi motivasinya cari kehormatan dan bukannya mencari wajah Tuhan. Kalau engkau tidak mencari wajah Tuhan dalam melayani, sebenarnya engkau sedang menimbun hukuman di atas kepala dan pada akhirnya akan divonis mati di neraka. Kalau kita mencari wajah Tuhan, maka kuasa dan urapannya akan dipancarkan untuk kita. Itulah sebabnya kita mampu menjadi garam dan terang.
d. Berbalik dari kejahatan.
Kalau selama ini kau parbada-bada, ya bertobatlah. Kita ini perlu bertobat besar-besaran ini. Saya pun merasa setiap hari perlu bertobat. Karena akan ada-ada saja kesalahan dan kekeliruan kita sebagai manusia. Jadi jangan biarkan kejahatan itu menipu dan mengikat kita. Supaya kita tidak membiasakan kejahatan dan akhirnya kita merasa kejahatan itu menjadi hal biasa. Kalau sudah dianggap biasa, maka naluri pertobatan tidak mungkin ada. Dan sudah jelas, ajal orang seperti ini kemana. Nabi Yeremia juga berseru keras-keras dan tegas kepada bangsa itu: Bertobatlah kamu semua.....
Jika empat syarat diatas sudah terpenuhi maka mengalirlah sidikitnya tiga berkat:
b. Dicurahkan Berkat
c. dan Pemulihan Terjadi.
HALELUYA!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar