Surat ini memang ditujukan oleh
Petrus kepada kaum perempuan saja, dimana Petrus mencoba memperbaiki
cara hidup dari perempuan-perempuan yg hanya fokus menghiasi dirinya
secara lahiriah saja. Kita tahu keindahan itu sangat perlu bagi setiap
orang, khususnya bagi kaum perempuan. Dari ujung rambut sampai ujung
kaki semuanya diperindah dan dipercantik, yg dulu rambut lurus
dikeritingkan, sekarang yang keriting malah diluruskan, bulu alis
dicukur, bulu mata dilentikin, kulit dirawat supaya putih bersih
bersinar, kukupun dikikir, dihaluskan dan dibentuk. Semuanya ini adalah
upaya supaya perempuan itu terlihat cantik dan menarik. Waktu, tenaga
dan dana habis untuk itu padahal cantik sesungguhnya dari perempuan itu
bukanlah fisiknya,
tetapi cantik yang sesungguhnya adalah cantik bathiniah (Inner beauty).
Kecantikan
fisik bersifat sementara dan temporer tetapi inner beaty bersifat
abadi. Dalam terjemahan bahasa inggris ditulis "ageless beauty" atau
kecantikan yang abadi. Walau Petrus menyoroti hal ini secara hurufiah,
tetapi secara allegoris hal ini juga berbicara tentang gereja-gereja
Tuhan pada masa ini.
Gereja adalah mempelai perempuan
sementara Kristus sebagai mempelai laki-laki, gereja sebagai mempelai
Kristus sering hanya menghiasi dirinya secara lahiriah yang tujuannya
supaya orang yg melihatnya terlihat menarik, sementara tujuan gereja
yang sesungguhnya diabaikan dan tidak dilakukan.
Contoh :
Gereja dalam memberikan persembahan mengupayakan mengisi ketiga kantong
persembahan seminimal mungkin, hanya supaya ketiga persembahan terisi
dan ia tidak merasa malu jika ia melewati salah satu dari tiga kantong
persembahan
tsb, padahal dalam memberi, harus memberi dgn iman dan memberi yang
terbaik bukan supaya terlihat orang banyak bahwa ia memberi persembahan
untuk ketiga kantong yang dijalankan, inilah kecantikan lahiriah itu.
Gereja
masih ada dan tetap berjalan tetapi fungsinya sudah lumpuh dan mati.
Kalau biasanya orang mengabarkan injil supaya orang bertobat, mengenal
Kristus dan menerima Kristus dalam hidupnya, berganti supaya ia terkenal
dan jadwal "manggung" khotbahnya menjadi padat atau supaya orang datang
berbondong-bondong beribadah digerejanya. Yang lain membangun gedung
gerejanya dengan super mewah supaya gerejanya terlihat lebih hebat dari
gereja yang lain, sementara fakir miskin dan jompo di abaikan dan tidak
diperdulikan. Tujuan gereja yang sesungguhnya tidak dilakukan tetapi
yang bukan tujuan gereja dilaksanakan. Anehnya banyak gereja yang tidak
menyadari kekeliruannya ini yaitu hanya mempercantik gereja fisik
saja sementara tujuan gereja yang sesungguhnya tidak dilakukan. Kalau
begitu," Bagaimanakah gereja bersikap sehingga terlihat menarik dan
cantik yang sesungguhnya???
1. Milikilah sikap
yang lemah lembut dan tentram ( 1 Petrus 3 : 4,,,,,,,,,perhiasan yang
tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tentram. )
Lemah lembut artinya bersifat sabar menghadapi dan mengarahkan setiap
orang untuk mengenal Tuhan. Gereja Tuhan harus bersifat sabar dalam
melayani tetapi tentram didalam pimpinan Tuhan dan tentram dalam
pimpinan gembala, atasan kita dalam melayani. Dalam melayani, kita
sering terpancing untuk tidak lemah lembut, kondisi sering memaksa kita
untuk tidak sabar, tapi semua itu merupaka siasat siiblis supaya kita
tidak indah dan menarik. untuk itu dalam melayani prinsip lemah lembut
dan tentram wajib dimiliki setiap gereja Tuhan.
2.
Berpengharapan kepada
Allah 1 Petrus 3 : 5 ........yang menaruh pengharapannya kepada
Allah. Bandingkan dengan Yeremia 17 : 7 - 8 ,,,,,,, Diberkatilah orang
yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!.
Semua
Gereja Tuhan harus berpengharapan kepada Allah bukan kepada
kekuatannya, koneksinya dan kekuatan-kekuatan lain didunia ini. Kondisi
yang dialami gereja diakhir zaman ini seharusnya memperbesar
pengharapan gereja terhadap Tuhan yang mengendalikan dunia ini tetapi
faktanya gereja lebih fokus mencari pertolongan kepada manusia. Karena
kita menganggap karya Tuhan bersifat abstrak, normatif sementara
pertolongan manusia dianggap lebih praktis dan lebih nyata.
Memang
dibutuhkan penundukkan diri yang sungguh-sungguh dalam kita berharap
kepada Tuhan, karena pola yang dipakai Tuhan untuk memelihara kita
adalah pola Tuhan bukan pola manusia, sehingga terkesan kuasa Tuhan
bersifat abstrak. Padahal kuasa
Tuhan nyata jauh lebih nyata dibanding hukum-hukum alam dan hukum-hukum
lainnya yang kita kenal.
3. Melakukan kebenaran ( 1 Petrus
3;5,,,,,,,,,yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada
Allah; mereka tunduk kepada suaminya.
Perempuan yang tunduk
kepada suaminya adalah perempuan yang melakukan kebenaran,,,,,lih Efesus
5 : 22. Jadi gereja juga harus lebih mengutamakan kehendak Tuhan
daripada keinginan-keinginan kita pribadi. gereja harus hidup dalam
kebenaran. jika gereja itu tidak hidup dalam kebenaran, bagaimana
mungkin gereja bisa melayani dan memenangkan banyak jiwa. malah gereja
yang tidak hidup dalam kebenaran akan membuat gereja itu mundur, tetapi
gereja yang hidup dalam kebenaran akan bertumbuh dan berkembang dan
gereja yang demikian adalah gereja yang terbilang cantik dan menarik
secara utuh,
Sudahkah saudara memiliki sikap yang lemah lembut, berpengharapan kepada Allah dan sudahkah
melakukan kebenara???jika sudah," andalah Gereja yang sungguh-sungguh cantk dan menarik,,,,Haleluya.
Pdm. Elia Siregar S.Th
GPI Lippo Cikarang-Bekasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar