(Juara I Kategori RENUNGAN, pada Kontes Menulis Gen Muda GPI Tingkat Nasional Tahun 2013)
GPI Sidang Tangerang
Pekerjaan: Mahasiswi
IBRANI
11 : 7
“Karena
IMAN, maka Nuh—dengan petunjuk Allah
tentang sesuatu yang belum kelihatandengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya, dan karena IMAN itu ia menghukum dunia, dan ia
ditentukan untuk menerima kebenaran sesuai IMANnya.”
Dalam hidup seringkali kita menghadapi berbagai hal
yang tidak sesuai dengan harapan,cita-cita, ataupun kerinduan kita. Sebagai
manusia terkadang kita akan mudah menjadi tawar hati. Kecewa, sakit hati, dan
protes bisa saja kita lakukan, namun apakah itu memperbaiki keadaan??? Tentu
tidak!!!
Dilahirkan dan tumbuh di tengah-tengah keluarga yang kenal Tuhan
tidak menjamin hidup saya akan selalu baik-baik saja. Saya dibesarkan sebagai
seorang anak bungsu di sebuah
keluarga dengan seorang Ibu yang Imannya bertumbuh di Gereja Pentakosta, dan seorang ayah yang sama sekali belum
bertumbuh dalam kerohanian, 1 orang kakak
yang menyangkal Yesus dan pindah keyakinan, 1 orang kakak lagi dekat dengan Tuhan, dan 2 orang
abang yang pada saat itu terbilang sangat nakal. Sekedar kenal Tuhan tidak menjamin kita
“DEKAT” dengan Tuhan. Ini yang saya alami.
28 Agustus 1996, ketika saya baru saja menginjak
usia 6 tahun, di situlah
perjalanan pahit hidup saya dimulai. Ayah yang sangat saya kasihi yang ketika
itu ayah saya baru saja memulai hubungan intimnya dengan Tuhan, ternyata harus dipanggil oleh Tuhan. Ayah
saya dipanggil oleh Tuhan tepat dihari ulang tahun Ibu saya. Sesuatu yang
membuat kami sekeluarga sangat terpukul , kami seperti kehilangan arah,
kehilangan nahkoda, kehilangan pegangan hidup, dan nyaris kami kehilangan
pengharapan kami, karena sungguh kami masih sangat membutuhkan belas kasih dan
cinta dari seorang ayah. Tapi di sinilah
Tuhan memproses kami dengan memberikan kekuatan ekstra pada sosok Ibu “pendoa”.
Ibu yang luar biasa sabar dan penuh
kasih mendampingi pertumbuhan jasmani dan rohani kami, Ibu yang mengajarkan
kami bukan dengan suara yang keras namun lewat tetesan airmata setiap hari
kepada Tuhan.
Sosok Ibu mengajarkan saya arti sebuah kasih yang
tulus, dan bagaimana kita sebagai anak-anak
Tuhan untuk tetap hidup oleh IMAN dalam
TAWANAN ROH. Bagaimana tidak ketika ayah saya dipanggil Tuhan, beliau tidak
meninggalkan harta warisan kepada kami yang masih anak-anak. Walaupun kami termasuk dari
keluarga yang kurang mampu, Tapi sampai sekarang kami tahu Tuhan tetap tak
pernah biarkan kami meminta-minta Roti. Bahkan sampai sekarang saya seringkali
masih terkagum-kagum dengan cara Tuhan membuat saya menyelesaikan sekolah saya
dari,SD,SMP,SMA, bahkan sampai saya bisa berkuliah dan bekerja. Bukan kah ini
sebuah IMAN??? Bagaimana tidak saya melihat kasih yang begitu besar yang ibu
saya ajarkan pada kami, ketika kedua abang saya yang sangat nakal terus
merongrong keluarga kami, menjual barang-yang ada dirumah, bahkan menyiksa ibu
kami secara fisik dan menyiksa adik-adiknya yang perempuan secara brutal, tapi
tahukah???tak pernah sedikitpun terlihat dari mata ibu saya sebuah
“kebencian”,Tidak sama sekali!!
Pernah suatu kali, saya melihat dengan jelas
bagaimana telapak kaki abang saya yang tertua menginjak tepat diatas leher ibu
saya dan ketika saya mencoba menolong saya pun ikut menjadi sasaran
kebrutalannya, saat itu saya sangat membenci abang saya, tapi tahukah
saudara???setelah itu terjadi ibu saya tetap berdoa bagi dia, bukankah saat itu
ibu saya juga sedang berIMAN??dan beberapa hari setelahnya abang saya pulang ke rumah dengan tubuh penuh luka bacokan
dan tusukan(habis berbuat jahat di luar),
tetapi ia tetap dalam keadaan hidup, pada saat itu melihatnya saja pun saya
merasa jijik, tapi apa yang ibu saya lakukan???Ibu saya membuka tangannya
lebar-lebar, menyambutnya dengan kehangatan seorang ibu, dan merawat abang saya
sampai semua luka-luka ditubuhnya sembuh total.
Luar biasa “IMAN” itu saya
lihat mengalir pada ibu saya, yang pasti ibu saya berIMAN anaknya suatu saat
akan dijamah Tuhan, bahkan ibu saya tidak memperdulikan luka batinnya, beliau
justru menyembuhkan luka di
tubuh anak
yang menyakitinya. Ibu pernah berkata
kepada saya bahwa suatu saat kami dan seisi rumah kami akan menyembah satu
Allah yang benar, yaitu Yesus Kristus, dan Yesus Kristus yang akan memulihkan
keluarga kami. Dan benar saja
IMAN ibu saya dijawab Tuhan, walau bukan dengan waktu yang cepat, tapi Allah
tak pernah lalai menepati janjiNYA, secara perlahan tapi pasti keluarga kami
dipulihkan Tuhan.
IMAN dari Nabi Nuh
yang saya lihat menjadi pegangan dari ibu saya, Nuh yang tetap membangun bahtera
yang kuat untuk keluarganya sebagai IMAN dari janji Allah untuk menyelamatkan
keluarganya, di tengah cemooh, sindiran dan ejekan, Nuh tetap membangun bahtera
sesuai yang Allah perintahkan.
Sebagai anak-anak
Tuhan ini yang Tuhan mau kita lakukan dalam hidup ini, tidak banyak yang Tuhan
minta dari kita, yang Tuhan mau ketika Tuhan datang DIA MENDAPATI IMAN DIMUKA
BUMI. Iman membuat kita tetap kuat di tengah kepahitan, Iman membuat kita tidak
mudah menjadi kecewa pada keadaan sekitar, Iman membuat tetap mengasihi orang
yang menyakiti, dan Iman membuat kita tetap teguh dalam menantikan Janji Tuhan.
Iman timbul dari KETAATAN PADA FIRMAN. Dan yang terutama yang harus kita
perhatikan adalah Iman kita harus dalam ROH KUDUS sehingga Iman kita bukan
sekedar keinginan duniawi, tapi IMAN DALAM TAWANAN ROH. Rasul Paulus dalam
Kisah Para Rasul 20 : 22 menyatakan : “Tetapi
sekarang sebagai Tawanan ROH aku pergi
ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang terjadi atas diriku disitu”. Tawanan
Roh artinya orang yang terikat,orang yang tunduk, dan orang yang TAAT pada
perintah Roh Allah yaitu Roh Kudus. Bahwa Roh Kudus yang tetap menuntun kita
dalam setiap apa yang kita lakukan dan kita kerjakan. Paulus dalam
penginjilannya tak peduli perasaannya, tak peduli rasa sakitnya, bahkan tak
peduli kemana pun Tuhan akan membawanya, yang Paulus pedulikan adalah bagaimana
ia memuliakan Tuhan, dan bagaimana Firman Allah disampaikan keseluruh penjuru
dunia. Inilah yang disebut Iman dalam tawanan ROH.
Anak-anak muda pada
masa kini seringkali mejadi anak-anak muda yang terlalu cepat untuk kecewa dan
mundur dari Rumah Tuhan, hanya karena tidak diberi bagian pelayanan, hanya
karena sakit hati dengan rekan sepelayanan, hanya karena kecewa dengan hamba
Tuhan ,
lalu DI MANA IMAN??DI MANA TAWANAN ROH???? Nuh sama sekali tidak
memperdulikan orang-orang yang mengejeknya, NUH di jauhi dan di kucilkan oleh
orang-orang di sekitarnya bahkan sampai dianggap orang gila, tapi NUH sama
sekali tidak mundur dan NUH dengan setia dan ketekunan tetap membangun bahtera,
walau seakan “hujan lebat” yang dijanjikan Tuhan itu tak terlihat karena tertutup
sinar matahari yang menyengat tapi NUH TETAP SETIA. Saya percaya di sini pun
NUH meneguhkan Imannya dalam tawanan ROH KUDUS. Otoritas Roh Kudus yang membuat
Nuh bertahan dalam Imannya.
Kita anak-anak muda
generasi penerus Gereja Pentakosta Indonesia harus tetap hidup dalam otoritas
dan ketundukan penuh pada ROH KUDUS. Karena ROH KUDUS yang membuat Nabi Nuh,
Paulus, Ibu saya bahkan kita semua menuai hasil yang indah pada waktunya karena
hidup oleh “IMAN DALAM TAWANAN ROH”.
Mari kita semua tetap pertahankan IMAN kita sampai kedatangan Tuhan
Yesus Kristus untuk kedua kalinya.
Haleluya!!!!!!
selamat buat juara I ... renungan
BalasHapusya...Karena Iman...maka Nuh dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan , dengan taat mempersiapkan bahtera.
yg patut kita renungkan dalam hati kita :
Adakah anda pernah melakukan sesuatu untuk di kemudian hari ???
Iman = tindakan yang kamu lakukan sekarang untuk hasil dihari mendatang
"apa yang saya lakukan untuk orientasi masa mendatang"
"lakukan saja iman mu sekarang, walaupun dalam keadaan ujung akhir hidupmu, karena dgn iman mu itu, Allah akan melakukan sesuatu hal yang SPESIAL...."
yah..mari kita pertahan kan IMAN kita....sampai Allah menepati janji Nya yaitu "YERUSALEM BARU"
haleluya amin.
Haleluya!! Satu pengalaman rohani yg membangun, jadi teringat ibundaku yg selalu berlutut di pagi hari dgn doa dan pujian penyembahan. Terus maju dlm perjalanan imanmu Yulia.....bersama RohNya pasti akan semakin banyak hal2 indah yg Tuhan nyatakan!!
BalasHapusDahsyat...
HapusWow, kisah yang membangun.
BalasHapusSelamat ya...
Tuhan Memberkati
Dan kini mama telah pergi.. Meninggalkan "iman" untuk diteruskan anak2nya dlm melewati perjalanan hidup
BalasHapusIman mama menjadi teladan bagi kita......
BalasHapusDasyat nya cara Tuhan bekerja dlm hidup mama dan keluarga kakak....kiranya apa yg menjadi harapan dan keyakinan mama terkabul....
Selamat menjalani hari yg lebih berkemenangan kk..
Semangat..
We love you
Ini warisan terbesar dr mama kem.. Love you too
Hapus