Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Minggu, 17 Juni 2012

Hidup yang Berkualitas (Peng 9:4-5,10)

Oleh:  Pdt C Simaremare, S.Th, M.Si, Gembala Sidang GPI Narwastu, Koordinator Wilayah Papua.  Disampaikan di Rakernas Pemuda GPI di Bukit Karmel-Batam


Kualitas hidup seseorang tidak ditentukan oleh sedikit banyaknya usianya selama di dunia.  Akan tetapi kulitas hidup seseorang ditentukan dari apa dan bagaimana dia hidup dan bertindak selama di dunia ini.  Apakah hidup yang diberikan Tuhan kepada seseorang dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang positif bagi dirinya sendiri keluarga, mesyarakat bahkan lingkungan?  Atau malah sebaliknya dipergunakan untuk hala-hal yang negatif dan menuju kepada kesia-siaan?

Cukup banyak manusia ditemukan di dunia ini yang memiliki umur yang panjang sampai ratusan tahun.  Ada yang memecahkan rekor umur paling lama.  Tapi pertanyaanya adalah, apakah dalam usia yang cukup panjang dia telah memberikan dampak positif bagi dirinya dan orang lain?  Ada orang yang hanya memiliki umur singkat saja, kataknlah tidak sampai 60 tahun, tetapi dia menjadi seseorang yang sangat dikenang oleh orang lain karena hidupnya telah menginspirasi dan berdampak positif bagi orang lain.  Itulah hidup yang berkualitas.

Saya percaya bahwa Rakernas Pemuda ini ( yang kalau tidak salah adalah pertama kalinya dilaksanakan) akan menghasilkan keputusan dan kesepakatan yang bisa membawa Pemuda GPI menjadi generasi yang berkualitas?  Bagaimana bisa dikatakan berkualitas, maka kita tunggu apa nanti dampak yang bisa diberikan Pemuda bagi kemajuan Gereja Pentakosta Indonesia melalui Rakernas ini.

Sebagai generasi muda gereja, kita sebagai pemuda harus berdampak setidaknya pada tigas aspek kehidupan.  Yang pertama tentu kita harus menjadi Pemuda yang berdampak positif bagi pekerjaan Tuhan dan pelayanan kita di gereja.  Kita harus sedaya mampu mempersembahkan hati, jiwa danpikiran kita untuk melayani Tuhan dengan maksimal.  Jangan pernah tinggalkan gerejamu, kuatkan yang lemah, dukung tim pelayanan, dukung hamba-hamba Tuhan.  Jangan ikut-ikutan kepada orang-orang muda yang lupa Tuhannya pada masa mudanya. Hati-hati generasi ini sudah "rusak".  Tapi generasi GPI harus berkulitas, HALELUYA....

Yang kedua kita harus berdampak bagi masyarakat.  Sebagai gereja, kita tidak boleh hanya fokus kepada pelayanan gereja lokal atau menjadi gereja yang terkesan terlalu eksklusif.  Mestinya gereja harsu melahirkan orang-orang yang jadi pemimpin di masyarakat. Gereja harus berdampak dalam bidang ekonomi, politik, oleh raga, media informasi, kesehatan dan lain-lain.  Intinya gereja harus mencetak generasi-generasi yang masuk ke semua lini dan menjadi terang dan garam disana, artinya tidak kehilangan identitas.

Yang ketiga kita harus berdampak baik bagi lingkungan.  KIta sering lupa ini, bahwa kita sebenarnya diperintahkan Tuhan untuk merawat lingkungan/bumi bukan untuk merusakanya. Cintai lingkunganmu, dukung gerakan go green, buang sampah pada tempatnya. Mulai dari hal-hal yang sederhana dan pada akhirnya hal-hal yang besar. Pedulilah pada lingkunganmu.

Untuk meraih hal-hal yang saya sebutkan tadi, mari kita perhatikan ayat yang ke 10.  Disana dikatakan: "...Segala sesuatu  yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga ,  karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat  dalam dunia orang mati,  ke mana engkau akan pergi..."

Jadilah pemuda yang bekerja keras, tidak malas, tidak suka tidurrr.  Semua hasil rakernas ini akan sia-sia saja tanpa ada kerja keras Pemuda GPI untuk melanjutkan program-program ini nantinya.  Apa saja yang bisa kita kerjakan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh, total dan penuh tanggung jawab.

Itulah generasi yang berkulitas. HALELUYA!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar