Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Minggu, 03 Juni 2012

POWER LOOK: TEMPORER DAN BERUBAH-UBAH, BAHKAN MENGELABUI

Oleh: Rev. Dr. MH Siburian, M.Min

Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengempang-ngempang rambut, memakai perhiasan emas dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari Roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga dimata Allah (I Petrus 2:3-4).

Adalah terlalu naif untuk mengatakan bahwa Rasul Petrus sangat anti kepada perhiasan dan pakaian indah. Hanya, ia melihat sisi yang lebih dalam dari manusia itu yang justru lebih penting diberi perhiasan yang indah-indah daripada luarnya saja. Nats ini memang khusus untuk kaum perempuan yang telah menjadi isteri dari suami tercinta. Hubungan suami isteri, seperti maksud ayat ini, jangan didasarkan kepada hubungan yang bersifat luar saja, yang nampak dan sering sangat manipulatif. Bisa saja saya merasa tertarik dengan segera, setelah mata saya terbujuk oleh “ penampilan “ yang memang sudah dirancang, diatur dan dipertunjukkan.

Hampir semua elemen kemanusiaan telah memaanfatkan “power look” ini. Suatu kuasa yang secara instant dapat mempengaruhi orang lain. Mereka dalam sesaat dapat menjadi suka akan kita. Fashion show adalah salah satu bukti dari power look. “pakaian indah” telah menjadi salah satu budaya yang sentral dari kehidupan masyarakat modern. Penampilan yang dapat dinikmati oleh orang “bermata” dan “berduit” ini telah mendirikan perusahaan multi jutaan dollar di hampir setiap ibukota negara. Begitu manipulatifnya fashion show ini sehingga jarak waktu antara model pakaian “kolot” dengan model pakaian “model” bisa dalam beberapa hari saja. Dengan sendirinya rasa kesukaan dan kesenangan saya terhadap si pemakai terpengaruh dari waktu ke waktu yang sangat singkat. 

Eropa dan Amerika Serikat menjadi pusat kegiatan ini, namun nampaknya ini tidak menolong para suami semakin mencintai para isteri atau sebaliknya. Justru di ke dua benua inilah “survei membuktikan” persentase angka perceraian semakin menggila. Penampilan yang dapat membuat suami suka akan kita tetap akan jalan terus tetapi perceraian juga jalan terus. Petrus mencoba mengingatkan kita agar jangan mengharapkan hubungan yang baik karena kepintaran menggunakan teknik dan taktik untuk mempengaruhi orang lain agar suka kepada kita. 

Itu bukan berarti kita anti penampilan yang baik. Power look telah membuat banyak orang berhasil tetapi cara ini sifatnya temporer dan berubah-ubah bahkan sering sekali sangat bersifat mengelabui (deceptive). Sebagai orang percaya kita harus masuk lebih dalam. Tidak hanya sekedar di atas permukaan. Petrus mengatakan manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa. Paulus mengatakan; “manusia batiniah yang dibaharui dari sehari ke sehari (II Korintus 4:16b). Alangkah baiknya bila kita tersenyum bila di dalam hati ada sukacita, ada damai sejahtera (Galatia 5:22). Tetapi jikalau kita tersenyum walaupun kita tidak suka semata-mata agar orang lain tertarik maka setiap hari kita akan bersandiwara. Itu kalau kita aktor yang baik senyumnya akan menawan banyak teman kalau orang yang ompong sama sekali, senyumlah agar orang lain tertarik, hasilnya bisa mengecewakan karena kita dilihat orang lain seperti ¼ orang menangis, ¼ tertawa, ¼ lagi seperti stress dan ¼ lagi seperti apaan.

Rasul Paulus menekankan pentingnya kita memelihara karakter manusia batiniah kita. Dengan demikian kita mempunyai kharakter yang memang adalah diri kita sendiri dan bukan kharakter yang kondusional atau situsional. Dia berbicara tentang buah Roh yang paling sedikit berjumlah 9 (Galatia 5), sebagai kharakter orang Kristen yang permanen yang tidak dipelajari di Akademik, tetapi yang muncul dari manusia batiniah yang diciptakan segambar dengan Allah. Tidak karena kita tamat sekolah Jhon Robert Power sehingga kita memiliki etika. Bukan diperoleh dari artifisial school sehingga kita mempunyai comunication skill. 

Sangat berbeda saya tertawa agar saya gembira dengan saya gembira maka saya tertawa. Yang satu adalah artifisial dan yang terakhir adalah kharakter asli kita. Saya memberikan pertolongan agar saya dikenal sebagai orang yang suka mengasihi dengan karena saya memiliki kasih maka saya memberikan pertolongan. Yang satu adalah skill, sedang yang terakhir adalah kharakter. 

Untuk itu, peliharalah manusia batiniah yang diperhiasi dengan segala yang baik dan hikmat yang tidak akan pernah punah dan bersifat universal. Kita tidak akan mendegradasikan keKristenan kita kepada kharakter artifisial, tetapi kita juga adalah dimensi manusia batiniah yang berkharakter sorgawi

***dikutip dari website resmi GPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar