Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Senin, 15 Oktober 2012

Berani ber IMAN

Oleh: Admin. Disampaikan pada pelayanan di GPI Sidang Mabar, Jumat 12 Oktober 2012

Nats Firman Tuhan: Daniel 3:17-18, Kej 22:5b

"...Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan  kami , maka Ia akan melepaskan  kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan  itu..."

"...Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu..."

Haleluya!!!!!

Bapak/Ibu/Sdra/i yang dikasihi Tuhan, barangkali kita semua sudah sering mendengar kisah nyata dari tiga tokoh Alkitab yang merupakan teman dari Nabi Perjanjian Lama Daniel. Mereka bertiga yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednegho.

Ada tiga poin penting yang saya lihat yang bisa kita pelajari dari ketiga tokoh sahabat dari Daniel ini.  

Yang pertama adalah mereka menyadari bahwa Tuhan itu pada hakekaknya HARUS, WAJIB disembah dan dimuliakan. Kita menyembah Tuhan bukan supaya kita diberkati. Jadi bukan penyembahan dengan dasar ada iming2 yang kita dapatkan. Menyembah Allah tidak dengan prinsip take and give. Lagipula kita perlu sadari bahwa Tuhan tidak akan kurang mulia jika kita tidak menyembahNya. Tidak ada ruginya Tuhan bila kita tidak lagi menyembah Dia. Justru kitalah yang BUTUH menyembah Tuhan. Supaya dengan penyembahan, kita berkenan dihadapan Tuhan.

Yang kedua yang saya lihat dari pengalaman mereka ini adalah bahwa mereka belajar tidak kecewa seandainyapun permintaan mereka tidak digenapi Tuhan.  Ini suatu pemahaman yang luar biasa dan langka di jaman ini. Karena faktanya saya dan kita pada umumnya telah menjadi orang Kristen yang cengeng. Suka ngambek bahkan cenderung menyalahkan Tuhan bila suatu permintaan kita tidak dipenuhi. Tapi ketiga tokoh ini malah sebaliknya, mereka belajar tidak kecewa seandainyapun mereka tidak ditolong Tuhan pada kasus tersebut. Luar biasa!! Bagaimana dengan kita??? hahaha

Yang ketiga yang saya lihat dan yang terpenting adalah ketiga tokoh ini BERANI BER IMAN. Ko beriman dibutuhkan keberanian? Benar sekali, faktanya banyak diantara kita banyak yang sering ragu-ragu meyakini pertolongan Tuhan jika kita mengalami masa-masa sulit. Jelas beriman itu bukan hal yang gampang. Beriman membutuhkan keberanian. Dan itulah yang terjadi dengan mereka ini. Coba saja kita bayangkan; api yang begitu panas yang siap menyambar dan menghanguskan sudah di depan mata, bahkan dipanaskan tujuh kali lipat dari biasanya, tai ketiga orang ini masih kelihatan dengan enteng berkata; siapa takut?? Benar-benar GILA, hahaha.  Malah menantang raja lagi..

Hasilnya??? Kita semua sudah tahu. Ketika mereka bertiga dilempar kedalam perapian yang menyala-nyala, bukannya terbakar.  Raja dan segenap pembesarnya terkejut bukan kepalang? Dugaan saya banyak yang pingsan dan kumisnya dsi Nebukanezzar mungkin sudah bercopotan, hahaha. Dia heran dan bertanya; bukannya tiga orang yang kita lemparkan kedalam api? Ko jadi empat orang, dan malah mereka berjalan-jalan di dalam api dan wajah mereka seperti wajah anak dewa...

Inilah hasilnya jika orang BERANI BERIMAN meski di masa-masa tersulit sekalipun.  Oh haleluya, benarlah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita sendirian. Dia adalah penolong sejati. Janji-Nya adalah janji yang MURNI seperti kata Daud di Maz 12:7.

Karena itu marilah kita mulai berani beriman. Bila ada sesuatu hal yang kita minta kepada Tuhan, mungkin ada yang meminta berkat pekerjaan, mungkin berkat keturunan, mungkin kesembuhan atau pergumulan lainnya, kita harus BERANI BER IMAN dan MEYAKINI hal itu akan digenapi Tuhan.  Bahkan bukan hanya berani ber iman, kita juga perlu berani menetapkan dateline atau batasan waktu kapan Tuhan menjawab doa kita. Misalnya katakan kepada Tuhan, saya rindu Engkau jawab doaku paling lama tanggal, bulan dan tahun sekian... Belajarlah BERANI PERCAYA. Tapi jangan iman yang membabibuta atau pajaggo-jagohon, tanpa ada keintiman dengan Tuhan. Hal ini harus saling melengkapi. Keberanian ber iman dan hubungan yang tetap intim dengan Tuhan.

HALELUYA!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar