Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Minggu, 30 September 2012

Jangan Menjadi Gereja IKLANISME

Foto Bapak Ketua saat berkhotbah di Sinode 2011
Oleh Rev Dr MH Siburian, M.Min. Disampaikan pada ibadah Pemilihan Panitia Natal Bersama GPI Kota Medan Sekitarnya, 9 September 2012 di GPI Sidang Helvetia-Medan

Nats: II Kor. 12:1-10
12:1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan  yang kuterima dari Tuhan.  
12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
12:3 Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --  
12:4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus  dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. 
 12:5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.  
12:6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh  lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. 
 12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku , yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.  
12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah  kuasa-Ku  menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.  
12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Khotbah kedua tentang topik ini setalah 16 tahun yang lalu juga pernah dikhobathkan..

Trade Marking KARUNIA

Saudara yang terkasih dalam nama Tuhan, sekarang ini banyak gereja yang membuat suatu karunia Tuhan yang diterimanya menjadi trade mark bagi mereka. Seakan-akan bahwa KARUNIA itu, katakanlah suatu karunia melakukan mujizat itu muncul dan terjadi oleh karena kelebihan denominasi mereka atau kelebihan dari seorang Pendeta tertentu. Itu sebabnya mereka menjadikan itu sebagai "trade mark" mereka. Yang lebih hebat lagi, mereka mengklaim bahwa itu hanya bisa terjadi dalam gereja mereka. Atau seorang Pendeta mengklaim bahwa hal itu hanya bisa terjadi melalui dirinya, sedangkan di gereja lain atau Pendeta yang lain tidak bisa.

Sehingga tidak sedikit gereja atau Pendeta yang mulai membuat spanduk-spanduk atau undangan-undangan beribadah atau KKR dengan menjanjikan secara muluk-muluk kepada pengunjung untuk mendapatkan ini dan itu. Dan tidak lupa menyelipkan kalimat, "Anda hanya mendapatkannya di gereja X atau hanya akan mengalaminya jika Pdt Y yang melayani dan menumpangkan tangan.

Mereka lupa bahwa karunia itu hanya pemberian cuma-cuma dari Tuhan, dan mereka hanya sebagai alat atau perpanjangan tangan Tuhan untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Merka lupa bahwa Tuhan bisa saja mencabut hak atau karunia itu dari seseorang dan memberikannya kepada orang lain. Mereka lupa bahwa selain mereka masih banyak orang yang kepadanya juga Tuhan memberikan karunia yang sama dan mungkin lebih banyak.

Iklanisme KARUNIA
Setelah men trade mark karunia tertentu, maka terjadilah iklanisme gereja. Iklanisme karunia. Iklanisme mujizat. Saudara yang terkasih dalam nama Tuhan, saya bukanlah anti iklan, bukan anti media. Dan saya mungkin lebih duluan tahu menggunakan media dan iklan dari saudara sekalian. Tapi saya harus pertanyakan ketika gereja menjadi terbiasa dengan iklanisme. Bukan iklannya yang saya tentang, tetapi ismenya. Dan saudara tahu, kalau sudah menjadi isme itu artinya sudah menjadi paham.

Iklanisme adalah suatu tindakan mengumbar informasi kepada orang banyak dengan MELEBIH-LEBIHKAN sesuatu dari kenyataan yang sebenarnya.  Sehingga sudah pasti di dalam iklanisme akan muncul kebohongan. Lihatlah iklan berbagai jenis produk di media, televisi radio dan lain-lain. Maka sudah pasti khasiat dan manfaat suatu produk tertentu akan dilebih-lebihkan. Tujuannya adalah untuk menarik minat sipendengar atau yang melihat untuk mempergunakan produk tersebut.  Padahal kenyataanya, manfaat si produk tersebut tidaklah sehebat yang diiklankan.

Hati-hati, saat ini banyak sekali gereja atau Pendeta yang sudah terjerat pada paham iklanisme.  Ketika ditanya berapa orang yang hadir di KKR? Dia jawab; oh ada ribuan orang, padahal kenyataanya hanya 300 orang. Kenapa harus dilebih-lebihkan? Seolah-olah menjadi aib bila mengatakan yang hadir di KKR hanya sedikit. Katakan saja yang sebenarnya.  Ketika audience ke pejabat/pemerintah, disampaikan yang akan mengikuti acara natal misalnya akan ada 10.000 orang, padahal jemaatnya saja hanya 5000 orang. Mengapa harus ber iklan? HALOOOOO>>>>>>>

Saya beritau suatu rahasia kepada Bapak/Ibu/Sdra/i sekalian. Di Amerika telah pernah dilakukan suatu penelitian yang hasil penelitian ini ditulis menjadi sebuah buku. Si peneliti adalah seorang wartawan senior yang kredibilitasnya tidak diragukan. Kebenaran beritanya dijamin. Bukan seperti wartawan Indonesia. Hasil penelitiannya adalah bahwa di Amerika banyak sekali KKR-KKR yang "memaksakan" pengunjung mengalami kesembuhan. Namun ternyata setelah dicek di Dokter, bahwa orang-orang yang mengaku sembuh dan memberikan kesaksian ke mimbar, bahwa ternyata yang sembuh hanya berkisar 30 %, sedangkan yang lain sebenarnya tidak sembuh.  Tapi panitia pasti melaporkan dan menyiarkannya melalui Televis bahwa telah terjadi mujizat dan kesembuhan kepada sekian orang oleh karena tumpangan tangan Pendeta tertentu. GEREJA TELAH TERJEBAK KEPADA IKLANISME!!!!

Bapak-Bapak dan saudara sekalian, fenomena semacam ini pernah terjadi di dalam gereja Korintus. Munncul kelompok-kelompok atau tokoh-tokoh yang mulai mengklaim dirinya dengan cara bermegah sebagai wakil Tuhan, dimana menurutnya Tuhan telah menetapkan ini dan itu untuk dilakukan dalam gereja melalui dirinya. Karena itulah Paulus mencoba untuk me rem, menghindari gereja di Korintus untuk tidak terjebak kepada Trade Marking Karunia dan Iklanisme Gereja.

Maka Paulus mencoba memberitahu mereka pengalaman-pengalaman rohani yang TIADA TANDING dibandingkan dengan pengalaman mereka bersama Tuhan. Baca Ayat 1-10. Paulus berkata bahkan sampai ke langit tingkat III pun saya sudah pernah pergi, berdialog langsung dengan Tuhan saya sudah pernah. Tetapi apakah saya pernah menonjolkan pengalaman-pengalaman itu? Paulus menjaga diri supaya jangan sampai oleh membangga-banggakan kelebih Paulus melebihi apa yang sebenarnya atau mengurang dari apa yang sebenarnya. Dia berkata "..Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku..."

Dalam hal memikul salib Kristus, Paulus juga sebetulnya TIADA BANDING. LIhatlah daftar penderitaan salib yang memang semuanya terjadi pada tubuh Paulus. Bukan seperti kita, tiap hari pikul salib tapi yang kita pikul adalah kalung berbentuk salib yang kita buat jadi Paulus. Kalau Paulus tidak, penberitaan Kristus itu memang ada di dalam tubuhnya nyaris sepanjang hari. Lihatlah daftar penderitaan Paulus yang tertulis di II Korintus 11 mulai ayat yang ke 23:
  1. Aku lebih banyak berjerih lelah; 
  2. lebih sering di dalam penjara; 
  3. didera di luar batas;
  4. kerap kali dalam bahaya maut.  
  5. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
  6. tiga kali aku didera,
  7. satu kali aku dilempari dengan batu, 
  8. tiga kali mengalami karam kapal, 
  9. sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. 
  10. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, 
  11. bahaya dari pihak orang-orang Yahudi 
  12. dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, 
  13. bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, 
  14. dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
  15. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat;  
  16. kerap kali aku tidak tidur; 
  17. aku lapar dan dahaga; 
  18. kerap kali aku berpuasa,  
  19. kedinginan dan tanpa pakaian,
  20. dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
Marpikkir be ma hita akan Hamba Tuhan. ISe ma na hea memikul salib menyamai si Paulus on?
Jadi naeng baenonmu dope KARUNIA Tuhan na pinsahatna tu ho gabe "TRADE MARK MU"?, jala dokkonummu ma holan ho boi mambaen i? Jala gabe iklantonomnu ma kelebihmu dengan melebih-lebihkan sian kenyataan? Paso ma i....
Bapak Ketua memainkan Gitar setelah selesai berkhotbah di GPI Helveti-Medan
Bapak2 Hamba Tuhan dan saudara yang dikasihi Tuhan, saya sendiri tidak suka mengklaim suatu karunia tertentu menjadi trade mark saya dan mengklaimnya tidak dimiliki orang lain. Saya hanya mengerjakan apa yang bisa saya kerjakan selagi saya masih kuat. Baik ke kota maupun ke desa dan ke dusun-dusun. Saya bukan tidak memiliki pengalaman melakukan mujizat di berbagai tempat, seperti di Nias, Samosir, Papua dan berbagai tempat lainnya. Tapi saya merasa TIDAK PERLU untuk MENGIKLANISME pengalaman pelayanan saya. TIDAK PERLU BERMEGAH!!!
HALELUYA!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar