Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Kamis, 20 September 2012

MENEMPATKAN DIRI DENGAN BAIK

Oleh: Bpk St Lomser Hutabalian, S.Th. GPI Sidang Tembesi-Batam



Yosua 14:1-5 
“Inilah semuanya yang diterima oleh orang Israel sebagai milik pusakadi tanah Kanaan, yang telah dibagikankepada orang Israeloleh imam Eleazar,dan Yosua bin Nun dan para kepala kaum keluarga dari suku-suku mereka,dengan mengundimilik pusaka itu, seperti yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa mengenai suku-sukuyang sembilan setengah itu.
Sebab kepada suku-suku yang dua setengah lagi telah diberikan Musa milik pusaka di seberang sungai Yordan,tetapi kepada orang Lewi tidak diberikannya milik pusaka di tengah-tengah mereka.Sebab bani Yusuf merupakan dua suku, Manasye dan Efraim.Maka kepada orang Lewi tidak diberikan bagiannya di negeri itu, selain dari kota-kota untuk didiami, dengan tanah penggembalaannya untuk ternak dan hewanmereka. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah diperbuat oleh orang Israel dan dibagi-bagi merekalah negeri itu.”

Tuhan membagi-bagikan tanah Kanaan kepada orang Israel melalui Imam Eleazar, Yosua dan Kepala-kepada suku Israel. Orang Kanaan adalah orang fasik yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan mengalihkan berkat orang Kanaan untuk menjadi milik kepunyaan orang Israel. Demikian juga berkat orang fasik dapat dialihkan Tuhan kepada orang-orang pilihan Tuhan.
Sebahagian besar orang yang masuk ke tanah Kanaan adalah orang-orang yang lahir di tengah  jalan dalam perjalanan orang Israel dari tanah Mesir menuju Kanaan. Dari sekitar 3 Juta orang yang berangkat dari Mesir hanya 2 orang yang sampai ke Kanaan yaitu Yosua dan Kaleb.  Masalah terbesar pada orang Israel adalah karena tidak percaya kepada Tuhan, mereka tegar tengkuk.   Apa yang terjadi pada bangsa Israel yaitu bahwa banyaknya jiwa belum tentu banyak pula yang sampai ke “Tanah Perjanjian” demikian juga dengan banyaknya jemaat dalam suatu penggembalaan  belum tentu banyak pula yang sampai pada tujuan yang benar. Ini perlu jadi perenungan kita.

Dari ayat 1 ini kita bisa melihat bahwa penulis kitab Yosua ini sangat mengerti bagaimana menempatkan orang-orang secara pantas dalam tulisannya. Dalam penulisan itu, urutan orang-orang yang ikut membagi tanah Kanaan itu pertama adalah Imam (Pemimpin agama/rohani), disusul oleh Yosua (Pemimpin Bangsa/Negara) dan kemudian para kepala-kepala suku.

Secara tradisi Yahudi, dipercaya bahwa penulis kitab Yosua adalah Yosua sendiri. Ini artinya Yosua menyadari benar bila urusan kerohanian menjadi hal yang paling utama dibandingkan dengan urusan kenegaraan. Meskipun dia adalah pemimpin bangsa/negara pada saat itu, yang memiliki kuasa yang sangat besar atas bangsa itu, namun dia tunduk pada Tuhan. Yosua menempatkan diri dengan baik. Dia bisa saja menulis namanya terlebih dahulu supaya menimbulkan kesan lebih penting/terhormat tetapi dia tidak melakukannya

Kita pun harus berusaha menempatkan diri dengan sebaik-baiknya, sebagai anak-anak Tuhan, pelayan-pelayan sebagai karyawan. Sebagai pelayan-pelayan harus menempatkan diri sebagai pelayan yang bertanggung jawab, sebagai pekerja pun bekerja dengan penuh tanggung jawab. Memang tidak selalu niat baik atau pekerjaan yang penuh tanggung jawab atau dedikasi akan diresponi oleh orang lain dengan baik pula, namun we need to keep doing good (kita perlu tetap melakukan yang baik) karena demikianlah hakekat anak-anak Tuhan. Tetaplah tempatkan dirimu dengan baik, selebihnya biarlah itu urusan Tuhan.

Dari ayat 2-5 kita belajar bahwa dalam pembagian tanah ini, Imam, Yosua dan kepala-kepala suku melakukan seperti yang diperintahkan Allah melalui Musa. Artinya mereka tunduk kepada perintah Tuhan. Tuhan membagi-bagi tanah Kanaan untuk mereka kerjakan dan menjadi berkat bagi bangsa itu. Kita pun sebagi anak-anak Tuhan, ada bagian-bagian kita yang mau kita kerjakan. Oleh karena itu, kita perlu lebih sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan dalam kehidupan kita.

Pada pembagian ini, Imam  Eleazar, Yosua dan kepala-kepala suku mengikuti petunjuk Tuhan yang disampaikan lewat Musa dalam Bilangan 26:52-56. Kalau kita baca firman Tuhan ini maka nyata keadilan Tuhan bagi bangsa itu.  Luas tanah yang dibagikan akan disesuaikan dengan banyaknya umat atau keturunan suku-suku Israel.

Imam Eleazer, Yosua dan kepala-kepala suku menempat diri dengan baik sebagaimana seharusnya. Mereka bertindak adil mengikuti keadilan Tuhan atas pembagian ini.  Mereka bisa saja bersekongkol dan mengkorupsi tanah itu seperti kebiasaan sebagian pejabat Indonesia zaman sekarang.  Mereka bisa saja mengambil bagian yang tidak pantas bagi mereka dan memberikan bagian yang tidak pantas bagi umat itu, namun hal itu tidak mereka lakukan karena mereka memiliki hati yang murni dan takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan akan tahu menempatkan diri dengan baik, orang yang takut tuhan akan bertindak adil dalam hidupnya.
14-09-12
LH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar