Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Selasa, 04 September 2012

Ketaatan yang berbuah Mujizat

Oleh: Bpk Gr M Manullang. Gembala Sidang GPI Sileang-Dolok Sanggul

Nats: Lukas 5:1-6

Mujizat adalah apa yang tidak mungkin bagi manusia, tetapi mungkin bagi Tuhan.  Mujizat bukanlah hasil rencana manusia, tidak bias diprediksi dan bukan hasil ramuan manusia. Maujizat adalah sesuatu yang  jauh melampaui akan pikiran atau rasio manusia. Mujizat adalah sesuatu yang dikerjakan oleh suatu kuasa supranatural. Dan mujizat sejati HANYA bisa dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus adalah pengharapan, visi, standar, keselamatan, kesembuhan, nilai hidup dan sauh yang kuat bagi jiwa kita.  Hakekat Yesus inilah yang melanda hidup seorang Petrus yang sebelumnya kerap mengalami kegagalan atau setidaknya baru saja mengalami kegagalan karena tidak berhasi lmendapat ikan seperti yang direncanakan sebelumnya.

Bertemu dengan Yesus dan taat kepadanya, Petrus mengalami sebuah TEROBOSAN baru dalam hidupnya.  Karena bersama Yesus memang tidak ada msalah yang tidak bisa dipecahkan. Tentu saja, masalah mendapat ikan bukan hal yang sulit bagi Yesus.

Bertemu dengan Yesus, Petrus meninggalkan CARA LAMA.  Perhatikan ayat 5, Yesus jelas-jelas menawarkan suatu cara baru untuk mendapatkan ikan. Cara ini bukan saja baru, tetapi bertentangan dengan kebiasaan nelayan. Menangkap ikan pakai jarring tentulah tidak mungkin ke tempat yang dalam. Tetapi Yesus justru menawarkan cara baru yang bertentangan dengan cara lama. Tentu cara baru ini jadi asing bahkan sulit bagi Petrus.

Meninggalkan cara lama dan mengikut Yesus ada RESIKO.  Dan ingat baik-baik, Iman tanpa resiko itu non sense. Tidak ada itu. Panggilan Tuhan adalah suatu pilihan yang beresiko ketika kita memutuskan untuk meresponinya dengan taat.

Inilah yang pernah saya alami. Saya adalah mantan seorang penjahat kelas berat. Semua kejahatan yang berat-berat sudah saya lakukan. Mulai dari mabuk berat, penjudi berat, pencuri bahkan membakar rumah orang. Selama di Jabodetabek dulu, saya jahatnya luar biasa.

Akan tetapi Tuhan menggenapi rencana dan panggilan-Nya dalam hidup saya. Pelayanan dan pertobatan saya mulai dari mengajar sekolah minggu. Bayangkan seorang mantan preman mengajar sekolah minggu. Itupun jumlah sekolah minggunya hanya 6 orang. Tapi proses yang sulit ini saya lalui terus, dan ketika saya TAAT pada panggilan Tuhan, terobosan demi terobosan terjadi dalam hidup saya. 

Dalam hal ekonomi juga seperti itu. Sejak saya pulang kembali ke Dolok Sanggul, saya mulai dari nol. Mulai dari menjual gorengan di pinggir jalan. Tapi secara pelan-pelan, sedikit demi sedikit Tuhan memulihkan ekonomi keluarga kami.  Bahkan Tuhan memanggil saya menjadi hamba-Nya. Membuka pelayanan dari hanya satu KK jemaat, sampai saaat ini sudah puluhan KK.

Tuhan juga percayakan saya menjadi pengkhotbah di Radio Pelita Batak tiga kali seminggu. Saya juga diberi Tuhan kesempatan menulis buku yang bermuatan kesaksian saya. Saya beri judulnya “..Ketika Sorga menyerbu Bumi…”.  Bappak Ketua kita turut menymbang pendahuluan dalam buku ini.

Saudara/I, yang tidak kalah penting saya sampaikan. Apa itu artinya ketaatan kepada Tuhan? Kita ibarat seorang prajurit yang taat penuh pada perintah komandan seperti dalam II Tim 2:4 yang berbunyi:  “…Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya…”

Benarlah respon Petrus dalam ayat 5b ini:  TETAPI KARENA ENGKAU MENYURUHNYA, AKU AKAN MENEBARKAN JALA JUGA

HALELUYA

3 komentar:

  1. khotbah dan pengalaman yang hebat dengan Tuhan..

    BalasHapus
  2. Terharu..ketika aku sedang berjuang memulai sesuatu yang saya yakini dari Tuhan. Tantangan memang menghadang dan tidak sedikit orang yang meragukan.

    Namun aku akan berkata "TETAPI KARENA ENGKAU MENYURUHNYA, AKU AKAN MENEBARKAN JALA JUGA"

    BalasHapus