Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Kamis, 30 Agustus 2012

Siapa penulis kitab Ibrani????

Oleh:  Gr Sahala Napitupulu. GPI Ujung Aspal-Jakarta

Telah lama saya dibikin penasaran campur takjub ketika membaca Kitab Perjanjian Baru secara serius, khususnya Surat Ibrani. Penasaran, karena dari semua kitab dalam Perjanjian Baru, selain Kisah Para Rasul, hanya Surat Ibrani inilah yang tidak mencantumkan si penulis surat. Sedangkan Surat-surat yang lain ada menuliskan nama si penulisnya. Tetapi justru karena tidak ada nama si penulis surat itulah , maka bagiku ia menjadi semacam misteri dan mengundang rasa penasaran.

Telah lama saya mendengar para hamba Tuhan atau para pengkotbah menyebut nama Paulus sebagai si penulis Surat Ibrani. Beberapa hamba Tuhan dalam kotbahnya sering berkata kepada jemaat : “ Mari kita membuka Surat Paulus dalam Surat Ibrani fasal sekian ayat sekian…”.Termasuk saya pun pernah berkata demikian, dahulu tentunya. Tapi tidak lagi sekarang. Alasan sederhananya, karena Alkitabnya sendiri tidak menyebutkan nama Si Penulis, mengapa saya berani mendahulukan atau memastikan nama si penulisnya ? 

Dunia kepenulisan, dunia jurnalistik, adalah bagian dari pekerjaan saya sehari-hari. Dalam era sekarang bagi yang terbiasa dalam penulisan artikel, feature, laporan ilmiah atau apapun namanya, maka nama si penulis wajib dicantunkam dalam karyanya. Tentunya ini menyangkut pertanggung jawaban isi tulisan maupun hak cipta dari karya tulisan tersebut. Namun, saya pun tahu dalam banyak kasus, banyak penulis di dunia ini tidak ingin namanya diketahui publik, maka pilihannya si penulis menggunakan nama pena atau nama samaran. Tetapi sekali lagi, tak ada nama pena kita temukan dalam Surat Ibrani.

Mungkin tidak berlebihan bila saya menyebut Surat Ibrani adalah the epistle of mystery alias Surat Misterius. Namun, di balik misteri tersebut, saya kira tak ada surat yang paling berpengaruh kepada manusia selama berabad-abad hingga hari ini, seperti Surat Ibrani. Banyak jiwa-jiwa telah diselamatkan karena menemukan pribadi Yesus melalui Surat Ibrani ini. Banyak jiwa-jiwa memperoleh pencerahan ketika membaca surat ini.

Sungguh, banyak mutiara indah kita temukan dalam Surat Ibrani, baik dilihat dari gaya bahasa penulisannya, apalagi isi tulisannya.  Surat ini memiliki kekhasan tersendiri bila dibanding dengan surat-surat lainnya. Tetapi pertanyaannya : siapakah dia sipenulis surat itu ? Dan mengapa ia tidak mencantumkan namanya sebagai si penulis Surat Ibrani ? Maka demi untuk menjawab rasa penasaran saya, sedikit upaya kemudian saya lakukan untuk mencari jawab, siapakah si penulis surat yg luar biasa ini ? 

Melihat dari gaya bahasa tulisannya memang surat ini jauh berbeda dari surat-surat lainnya. Tak ada introduction atau semacam pengantar didalamnya, seperti kita temukan dalam surat-surat lainnya. Surat Ibrani dibuka langsung ke pokok pembahasan. Sehingga ada penafsir Alkitab berkata bahwa Surat Ibrani ini bukanlah surat biasa, melainkan Sebuah sermon atau kotbah dalam bentuk tertulis ! Boleh jadi benar tapi mungkin juga tidak.

Menurut tradisi yang cukup tua, konon surat ini dikenal sebagai surat yang dialamatkan atau ditujukan kepada pembacanya “ orang-orang Ibrani “. Namun, alamat tersebut tidaklah dicantumkan dalam surat aslinya, melainkan sesuatu yang ditambahkan dikemudian hari oleh sipenyalin Surat Ibrani. Perlu diketahui bahwa Alkitab yang kita miliki sekarang yang terdiri dari 66 kitab, adalah merupakan hasil penyalinan ulang ribuan tahun lalu dan sumber penerjemahannya dari Bahasa Ibrani untuk Perjanjian Lama dan Bahasa Yunani untuk Perjanjian Baru.

Tidak ada nama si penulis surat, memang demikianlah adanya. Namun, bila kita membaca surat ini, tak diragukan bahwa si penulis surat pastilah seorang terpelajar. Ia menguasai bahasa Yunani  tetapi sangat fasih tentang hukum-hukum Taurat dalam Perjanjian Lama. Banyak kutipan ayat-ayat dari Perjanjian Lama kita temukan. Itu sebabnya, banyak penafsir Alkitab berkata bahwa Surat Ibrani tidak akan dapat difahami bila pembacanya tidak memiliki pengetahuan akan Perjanjian Lama.

Tema utama Surat Ibrani ini ialah : Kristus Yesus Adalah Jalan Keselamatan yang Baru dan yang Hidup (Ibrani   10 : 20). Dan melalui Surat Ibrani inilah kita menemukan definisi iman sedemikian indahnya, bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11 : 1 ). 

Ada banyak penggunaan bahasa Superlatif didalam Surat Ibrani seperti kata : Lebih Baik, Lebih Tinggi, Lebih Utama atau Lebih Unggul. Kata Superlatif itu sekurang-kurang terdapat 12 kali kita temukan didalam suratnya. Perhatikanlah : Anak Allah Lebih Tinggi daripada Malaikat-Malaikat, Yesus seketika Lebih Rendah daripada Malaikat-Malaikat, Yesus Lebih Tinggi dari Musa, Kristus adalah Imam yang Lebih Tinggi daripada Harun dan seterusnya.

Melalui Surat Ibrani inilah si penulis surat menjelaskan kepada pembacanya mengapa ke imaman Yesus lebih tinggi daripada keimaman Harun. Sebab keimaman Yesus adalah representasi dari keimaman Melkisedek yang tidak berbapak, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan ! Sehingga berdasar surat Ibrani inilah,  maka kita bisa berkata bahwa Yesus dahulu kala pernah hadir dalam era Perjanjian Lama dan Ia pernah menerima perpuluhan dari Abraham. Kehadiran Yesus itu tentu dalam pribadi Melkisedekh.


Antara Paulus dan Apolos


Selain si penulis surat ini memiliki kecakapan dalam menulis, menguasai bahasa Yunani dan fasih tentang hukum-hukum Taurat, ada satu hal lagi yg bisa kita pastikan, yaitu si penulis surat ini bukan berasal dari generasi pertama murid Yesus. Artinya, si penulis surat Ibrani bukanlah salah satu dari ke 12 murid Yesus yang pertama. Dalam suratnya ini menunjukkan bahwa dia mengenal para rasul atau murid-murid Yesus generasi pertama. Bahkan dia pun mengenal secara baik Timoteus. Perhatikanlah dalam penutup suratnya : “ Ketahuilah, bahwa Timoteus, saudara kita, telah berangkat. Segera sesudah ia datang, aku akan mengunjungi kamu bersama-sama dengan dia “ ( Ibrani 13 : 23 ).

Dalam tradisi gereja mula-mula, hingga abad 19, gereja masih sering mengajarkan bahwa Paulus lah si penulis Surat Ibrani. Namun, dikemudian hari penyebutan nama Paulus sebagai si penulis Surat Ibrani tidak lagi diajarkan. Artinya, karena ada perdebatan dan beberapa hal yang meragukan didalamnya. Mari kita lihat mengapa sangat diragukan Paulus sebagai si penulis Surat Ibrani :

Pertama, biasanya Paulus dalam surat-suratnya menyebutkan namanya. Lihat surat Roma, surat Korintus, surat Galatia, surat Efesus dan lain-lain. Sehingga kalau benar Paulus si penulis Surat Ibrani, maka surat ini akan menjadi satu-satunya pengecualian.

Kedua, Paulus sendiri begitu yakin bahwa dia menerima Injil langsung dari Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia Paulus menuliskan : “ Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yg kuberitakan itu bukanlah Injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus “ (Galatia 1 : 11-12). Hal ini bertentangan dengan kesaksian si penulis Surat Ibrani. Dalam suratnya itu si penulis jelas menunjukkan bahwa ia mengetahui Injil dari pengajaran orang lain, bukan langsung dari Yesus Kristus ( Ibrani 2 : 1- 3 ).

Ketiga, bahasa penutup yang terdapat didalam Surat Ibrani sedemikian berbedanya dengan  surat-surat paulus. Dalam setiap surat Paulus, gaya khas penulisan Paulus selalu ditutup dengan  “ Salam kepada …”, Paulus selalu menyebut nama-nama mereka. Tetapi ini tidak kita temukan dalam Surat Ibrani. Salam yang disampaikan dalam Surat Ibrani ditujukan kepada pemimpin dan semua orang kudus dan saudara-saudara di Italia, tanpa penyebutan nama ( Ibrani 13: 24 )

Bila ke-3 point diatas cukup untuk dijadikan alasan meragukan Paulus sebagai si penulis Surat Ibrani, lalu siapa ? Banyak penafsir Alkitab kemudian mengacu kepada Apolos sebagai si penulis Surat Ibrani. Martin Luther, antara lain yang menganggap Apolos lah si penulis Surat Ibrani. Salah satu alasannya, Apolos disebutkan orang yang mahir dalam soal-soal kitab suci. Dia seorang Yahudi yang berasal dari Aleksandria ( Kis.18 : 24-28 ). Apolos pun mengenal murid-murid Yesus generasi pertama, mengenal Paulus dan Timoteus. Tetapi sayangnya, karena tidak ada Surat Apolos sebelumnya didalam Alkitab kita, maka  kita tidak memiliki perbandingan baik untuk melihat gaya bahasa kepenulisannya, kesaksian mengenai dirinya maupun pelayanannya.

Diluar Paulus dan Apolos, banyak pula yang menduga si penulis surat adalah Barnabas teman seperjalanan Paulus. Barnabas berasal dari jemaat Antiokhia. Ia termasuk dalam kalangan yang disebut nabi dan pengajar (Kis.13 : 1). Banyak pula yang menduga tabib Lukas lah penulisnya, termasuk dialah si penulis kitab Kisah Para Rasul. Namun, ada pula yang menduga Surat Ibrani ditulis oleh Klement dari Roma dan ada pula yang menyebut Priskila dan Akwila dari Asia Kecil.

Tetapi semuanya hanya dugaan. Kesimpulannya, saya meragukan untuk menyebut Paulus atau Apolos dan lain-lainnya sebagai si penulis Surat Ibrani. Tak ada kepastian. Bila tak ada kepastian, maka seperti kata Origenes : “ Hanya Allah yang mengetahui siapa penulis Surat Ibrani secara pasti. “


Salam Pentakosta.


N.B : Bagi saudara yang ingin mendalami lebih jauh tentang Surat Ibrani, ada banyak sumber bacaan yg bisa ditelusuri melalui internet, diantaranya bisa dibaca di :

1.     Who wrote the Book of Hebrews ? Who was the author of Hebrews ? lihat di http :// www.gotquestion.org/author-Hebrews.html

2.     The Epistle To Hebrews, by felix just, S.J, Ph.D,

      Lihat di http ://catholic-resources.org/Bible/Epistles-Hebrews.html

3.     The Letter To Hebrew

Lihat di http : //abu.nb.ca/courses/ntintro/Heb.html

4.     New Advent,

     Lihat di http :// www.newadvent.org/cathen/07181a.html

 Dan dalam bentuk buku, saya menyarankan untuk membaca Introduksi Perjanjian Baru, karya Rev.Ola Tulluan, Ph.D, terbitan Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1999, pada Bab Surat Ibrani

6 komentar:

  1. sangat bermanfaat.. Tks

    BalasHapus
  2. Sungguh membntu sya dlm mengerjakan tugas kampus. Thanks and Jbu o:)

    BalasHapus
  3. Tulusan di atas sungguh membantu saya sebagai orang awam yg saat ini sedang berusaha untuk membaca Alkitab secara keseluruhan. Dan setiap Kitab yg tertulis saya berusaha untuk memahami siapa penulisnya dan latar belakang penulisan Kitab tersebut supaya memudahkan saya untuk memahaminya.

    BalasHapus
  4. udah tahu gak jelas penulisnya,sumbernya gak jelas,kok dipercaya?
    ada sms nomor gak dikebal.
    Pak, Bapak disuruh segera pulang krn ibu anda meninggal dunia.
    Bpk langsung pulang,ternyata ibu sehat2 saja , siapa yg ngabari ibu meninggal? jawab bpk : gak tahu,ini nomornya. nomor gak dikenal kok dipercaya pak...pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama g jelasnya dengan anda ya "unknown". setidaknya kitab Ibrani masih nyambung dengan semua kitab2 lain yg jelas penulisnya, yg mana tetap anda tidak percayai walaupun jelas penulisnya

      Hapus
    2. Surat Ibrani ditulis oleh penulis anonim pada thn 67-69 M (tidak dapat dipastikan), sedangkan Yesus dikabarkan wafat di masa Pontius Pilatus (30-36TM) atau sekitar 30-34 tahun pasca wafatnya Yesus.
      Di dalam konsep Hadits, sebagus apapun isi tulisan seorang penulis kitab suatu agama, jika tidak jelas SANAD & MATAN-nya, apalagi diriwayatkan oleh seorang rawi yg anonim, maka status tulisannya itu adalah MATRUK alias tertolak.!

      Hapus