HALELUYA...
Terpujilah Tuhan Kita Yesus Kristus yang senantiasa memelihara dan memberkati kehidupan serta pelayanan kita.
Rekan Gen Muda yang Cerdas, Kreatif dan Cinta Yesus, setelah sejak dua bulan yang lalu euforia Kontes Menulis Gen Muda GPI ini bergema, kami bersukacita melihat antusiasme rekan-rekan sekalian dalam mengikuti event yang baru pertama sekali diorganisasi oleh Jaringan Doa Nasional Rajawali-Gereja Pentakosta Indonesia. Kami sebenarnya hanya menargetkan 50 orang peserta, akan tetapi dengan semangat dan antusias, sahabat-sahabat kita dari seluruh Indonesia sebanyak 83 orang mengikuti event ini.
Setelah diuji dan dinilai oleh Dewan Juri yang independet dan kompeten maka tibalah saatnya kami mengumumkan 5 karya terbaik (walaupun yang mendapat hadiah adalah 3 terbaik) tiap kategori serta penjelasan sidang dan laporan penilaian dari setiap juri, berikut ini.
I. Kategori Puisi:
Menulis Puisi = Menimbang
Kata
Banyak orang mengira menulis puisi
itu berarti menulis dengan kata-kata indah. Padahal, sesungguhnya tidak cukup
hanya indah. Menulis puisi pun bukan seperti orang menulis prosa atau menulis
pamflet. Meski hal itu dibolehkan. Namun, yang kita bicarakan disini tentu bagaimana
menulis sebuah puisi yang baik.
Orang yang menulis puisi disebut
penyair. Seorang penyair dalam menulis puisi
bisa keluar dari kaidah-kaidah tatabahasa. Bahkan sebuah kata dalam
puisi bisa berbeda maknanya dari pengertian kamus umum. Namun jangan mengira, dengan
demikian menulis puisi berarti kerja gampang.
Menulis puisi itu adalah sebuah
pekerjaan serius. Keseriusan yang paling utama ialah saat si penulis harus mempertimbangkan setiap kata yang akan
dia letakkan kedalam puisinya,. Sehingga
kata-kata
itu menjadi setajam pisau dan membawa pembaca kepada perenungan atau bahkan
pencerahan hidup ! Karena itu, tidak bisa kita nafikan, ketajaman sebuah
puisi itu ternyata sangat tergantung dari kecerdasan si penulisnya, yang kita
sebut sebagai kecerdasan berbahasa.
Oleh panita lomba penulisan puisi
dalam rangka 70 tahun Gereja Pentakosta Indonesia, telah meminta saya menjadi
juri untuk menilai 17 karya puisi dari kalangan muda yang menjadi peserta lomba.
Secara kuantitatif, untuk kalangan muda GPI se-Indonesia, jelas jumlah ini
masih sangat sedikit. Mengapa bisa demikian, ada dua kemungkinan :
Kurangnya sosialisasi panitia
tentang adanya lomba penulisan puisi ini. Atau boleh jadi, berekspresi melalui
puisi dikalangan kaum muda GPI masih berupa barang langka. Padahal bila mereka
membaca kitab Mazmur atau kitab Kidung Agung, mereka pasti tahu firman Tuhan dalam kedua kitab itu
disampaikan atau diekspresikan melalui
bentuk puisi.
Lalu, bagaimana secara kualitatif
karya puisi dari ke 17 peserta lomba ini ? Karya-karya puisi mereka sebagian
besar memang masih jauh dari memadai. Namun, satu dua ada juga yang menjanjikan.
Mengingat ini adalah sebuah permulaan, maka saya juga memberi apresiasi kepada
semua peserta penulisan puisi ini.
Bahwa kepada mereka telah diberi tema
lomba penulisan puisi ini dalam rangka 70 tahun perjalanan Gereja Pentakosta
Indonesia. Tentu sebagai juri, dengan azas objektifitas, saya ingin menilai karya-karya
puisi mereka dengan standar yang berlaku sama untuk semua peserta, yaitu :
1. Bagaimana mereka melihat kesejarahan GPI
dan kini secara personal ?
2. Apa harapan-harapan mereka terhadap
GPI ke depannya ?
Bagaimana
mereka melihat perjalanan GPI dahulu dan sekarang dan bagaimana mereka berharap
terhadap GPI pada masa yang akan datang, itulah yang saya jadikan sebagai
penilaian utama karya puisi mereka. Kemudian saya ingin melihat bagaimana
mereka menimbang setiap kata demi kata secara tepat, sehingga kata-kata itu
menemukan kekuatannya dan ketajamannya didalam puisi tersebut. Maka dengan para
meter tersebut diatas saya menilai puisi-puisi mereka dan akhirnya kepada
mereka inilah saya menetapkan keputusan, sebagai berikut :
Dewi Sandro Maria
Pasaribu. S.Kom,
dalam judul puisi “ 70 Tahun Gereja Pentakosta Indonesia ” Sebagai juara ke- I
Elfrida Susiana Manaraja, dalam judul puisi “ Iman
Pentakostaku ” sebagai juara ke- II
Lamsida Situmorang, ( tanpa judul puisi ) sebagai juara
ke-III.
Irawati (Selamat Ulang Tahun Pentakostaku) sebagai Harapan I
Septiyanti (Bangkitlah Pentakostaku) Sebagai Hartapan-II
Demikianlah
keputusan ini saya tetapkan selaku juri lomba penulisan puisi dalam rangka 70
tahun Gereja Pentakosta Indonesia. Tuhan Jesus memberkati. Haleluya !
Jakarta, 29 Agustus 2013.
Tertanda
Gr.Sahala
Napitupulu
GPI
Ujung Aspal, Bekasi.
*Gr.Sahala
Napitupulu, dahulu pernah kuliah di Institut Kesenian Jakarta ( IKJ ) jurusan Teater dan pernah hidup
sebagai pengamen baca puisi di kota Jakarta. Saat ini bekerja sebagai redaksi/editor
dan jurnalis untuk MNC group media di Jakarta.
II. Kategori Artikel:
II. Kategori Artikel:
Berikut ini saya sampaikan hasil pengujian terhadap 15 Judul
Artikel yang sampai kepada kami. Pada
dasarnya ke 15 penulis Artikel kurang fokus kepada Pesan Action nyata pemuda,
Adapun urutan pengujian sebagai berikut :
1. Judul
Artikel : "Pemuda Pentakosta Pemuda Penjaga Api Pentakosta"
Dengan Nilai: 70
Pesan : "Aktif dimasa muda dalam pelayanan
gereja demi persiapan regenerasi"
(Biston Presley Siregar-Patuan Anggi-Siantar)
2. Judul
Artikel : " Peran Pemuda dalam membangun Church sosial
Responsibility"
Dengan Nilai : 69
Pesan : "Fungsi Soaial Gereja yang
digenapi"
(Kiki Febriani Rumahorbo-Tanjung
Senang-Bandar Lampung)
3. Judul Artikel : "THE LAST MAN STANDING"
Dengan Nilai : 68
Pesan : "Setia Sampai Akhir"
(Eunike Ambarita-Sidang Tangerang)
4. Judul
Artikel : " Mempertahankan ciri Gereja Pentakosta Indonesia "
Dengan Nilai : 67
Pesan: "Pemuda yang melihat keunggulan
gereja pentakosta indonesia sebagai harta yang dikagumi dan dipelihara"
(Harmoko Sinaga-Pangururan Samosir)
5. Judul
Aetikel : "Hubungan tugas gereja
yang holistik dengan peran pemuda dalam gereja"
Dengan Nilai : 67
Pesan: "Pemuda yang belajar mengambil
bagian dalam fungsi Gereja secara utuh"
(Daido Tri Sampurna-Bekasi Kota-Jakarta)
Catatan : Apabila kta menggabungkan kelima pesan aertikel ini akan
dapat menjadi sebuah tulisan yang sangat bermakna.
Haleluya....
Pdt.A.Tarigan,STh
III. Kategori Renungan:
Sebelumnya kami mohon maaf karena kesibukan yang cukup padat terutama dalam minggu-minggu terakhir ini, sehingga belum sempat menyampaikan Laporan Penilain yang lebih lengka. Itu sebabnya kami hanya menyampaikan informasi penilaian secara singkat saja dibawah ini.
Secara singkat hal-hal yang dinilai dan perlu diperhatikan oleh seorang penulis renungan adalah:
1.
Ketepatan ayat dengan isi renungan: penjelasan
ayat dengan kehidupan sehari-hari
2.
Penjiwaan renungan : bagaimana isi tulisan yang mempengaruhi pembaca
3.
Makna : makna renungan yang dapat
diserap oleh pembaca
4.
Penulisan
5. Tata bahasa: penempatan kata yang benar agar mudah di mengerti.
Maka diputuskan yang menjadi pemenang dalam
tulisan ini adalah:
Juara 1 : Yulia Purba dengan nilai 87
Juara 2 :
Magdalena Pasaribu dengan nilai 86
Juara 3 :
Vita Insani dengan nilai 85,5
Harapan I: Safatulus dengan
Nilai. 85
Harapan II : Rohani Siburian :
Jakarta, 01 September 2013
(Pdt.
Drs. Pardomuan Simbolon, M.Th)
Rekan-rekan Gen Muda, kami ucakpan SELAMAT DAN SUKSES kepada para pemenang. Teruslah berkarya, maksimalkan potensi untuk kemajuan Gereja Pentakosta Indonesia guna kemuliaan nama Tuhan. Bagi rekan-rekan yang belum berhasil kiranya tidak patah semangat tetapi belajar meningkatkan kemampuan masing-masing dan semoga Tuhan berkenan akan rencana kita di masa berikutnya untuk mengadakan kegiatan yang sama sekaligus memberi kesempatan kepada rekan-rekan untuk kembali itut ambil bagian.
Akhirnya kami haturkan terima kasih atas keikutsertaannya mensukseskan acara ini. Tetaplah semangat dan jadilah mitra doa bagi Gereja Pentakosta Indonesia lewat Jaringan Doa NAsional Rajawali Gereja Pentakosta Indonesia.
Sebelum pengumuman ini kami tutup, tak lupa kami mengucapkan hormat dan terima kasih kepada Dewan Juri yang disela-sela kesibukannnya telah berkenan dan bekerja keras menilai dan menguji semua karya tulis yang masuk serta melakukan penilaian secara adil, objektif dan independent. Kiranya Bapak-bapak sekalian semakin dilimpahi Tuhan berkat, hikmat bijaksana dan kuasa untuk meneruskan tugas-tugas pelayanan.
Dan yang tak mungkin kami lupakan Bpk/Ibu yang telah membantu dan mendukung Kebutuhan Dana sehingga kegiatan ini terlaksana dengan baik. Hormat dan terima kasih kami kepada:
1. Pdt Douglas Manurung, M.BA
2. Gr Gibson Nababan, S.E, MM
3. St Alfonco Sinaga, S.T
4. Ibu Viona Situmeang
5. Ibu Lily Sinaga
(Detailnya akan dimuat terpisah di LPJ)
Demikianlah kami umumkan, di atas segalanya biarlah nama Tuhan Kita Yesus Kristus yang kita puji selama-lamanya.Tuhan Yesus Memberkati.
HALELUYA........
Admin JDNR/Penyelenggara
Akhirnya kami haturkan terima kasih atas keikutsertaannya mensukseskan acara ini. Tetaplah semangat dan jadilah mitra doa bagi Gereja Pentakosta Indonesia lewat Jaringan Doa NAsional Rajawali Gereja Pentakosta Indonesia.
Sebelum pengumuman ini kami tutup, tak lupa kami mengucapkan hormat dan terima kasih kepada Dewan Juri yang disela-sela kesibukannnya telah berkenan dan bekerja keras menilai dan menguji semua karya tulis yang masuk serta melakukan penilaian secara adil, objektif dan independent. Kiranya Bapak-bapak sekalian semakin dilimpahi Tuhan berkat, hikmat bijaksana dan kuasa untuk meneruskan tugas-tugas pelayanan.
Dan yang tak mungkin kami lupakan Bpk/Ibu yang telah membantu dan mendukung Kebutuhan Dana sehingga kegiatan ini terlaksana dengan baik. Hormat dan terima kasih kami kepada:
1. Pdt Douglas Manurung, M.BA
2. Gr Gibson Nababan, S.E, MM
3. St Alfonco Sinaga, S.T
4. Ibu Viona Situmeang
5. Ibu Lily Sinaga
(Detailnya akan dimuat terpisah di LPJ)
Demikianlah kami umumkan, di atas segalanya biarlah nama Tuhan Kita Yesus Kristus yang kita puji selama-lamanya.Tuhan Yesus Memberkati.
HALELUYA........
Admin JDNR/Penyelenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar