Kita terpanggil menjadi pendoa. Haleluya

Kamis, 19 Juli 2012

Ini aku, Utuslah aku..!!!

Oleh: Pdt Asahan Simanjuntak, B.A, S.Th

Ayat FT: Yesaya 6:1-10

Suatu pengalaman yang luar biasa dan istimewa Yesaya bisa melihat Tuhan. Dia melihat Tuhan di atas tahta yang tinggi dan menjulang.  Hal ini tentunya berkat tersendiri bagi Yesaya.

Tuhan bertemu dan berbicara menyampaikan sesuatu kepada manusia dengan berbagai cara.  Contohnya melalui mimpi.  Hal ini terjadi pada Yusuf ketika pada suatu malam Tuhan berbicara dan mengatakan supaya dia tidak ragu-ragu mengambil Maria menjadi isterinya karena yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus.  Bisa juga melalui nubuat.  Nubuat itu artinya menyampaikan isi hati Tuhan yang akan terjadi di masa yang akan datang.  Jauh sebelum pesawat Sokhoi jatuh di gunung Salak, suda ada seorang pendeta di Nigeria, Afrika yang melihat dalam penglihatan akan terjadi jatuh pesawat di Indonesia warna biru.  Dan hal itu terjadi sesuai nubuat sang pendeta.

Ada juga melalui Firman Tuhan langsung seperti kepada Samuel. Dia memanggil Samuel sampai tiga kali.  Da akhirnya Samuel menjawab, berbicaralah maka hambamu akan mendengarkan-Mu. Tuhan juga berbicara melalui tanda-tanda alam semesta.  Cara yang lain adalah melalui Malaikat.  Tuhan sering menyampaikan pesan-pesan dengan menyuruh malaikat kepada manusia. Misalnya kepada Maria yang menyampaikan kabar baik.

Ayat 1-3 menggambarkan betapa Allah kita besar, agung, semarak dan kudus.  Allah yang tiada bandingannya.  Lihat ayat ini berkata: Ketika yang seorang berseru kepada yang seorang: KUdusssssssssssss.Kudusssssssssssss, seluruh bumi penuh kemulian-Nya, maka bergoyanglah alas ambang pintu dan penuh asap. karena apa? Karena hadirat Allah sedang melanda bait suci.

Disebutkan juga bahwa ujung jubah-Nya memenuhi bait suci.  Saudara-saudara saya mau tegaskan dan tekankan bahwa bila Roh Kudus memenuhi gereja saat ini, maka akan terjadi hal-hal yang besar dan dahsyat, akan terjadi kebangkita rohani jemaat dan semangat melayani akan kembali menyala-nyala di gereja kita.  Jubah Tuhan memenuhi bait suci menggambarkan kehadiran Roh Kudus dalam gereja.

Bagaimana reaksi Yesaya ketika dia bertemu Tuhan??  Dia sadar bahwa dia tidak layak dan najis bibir sehingga dia berkata: Celakalah aku, sebab aku ini najis bibir, namun mataku telah melihat sang Raja, yaitu Tuhan Semesta Alam.  Lalu apa maksudnya?? Kita akan menyadari dan mengenal diri kita, setelah bertemu dan mengenal Tuhan.  Kita akan membenci dosa setelah melihat kekudusan Allah.  Yesaya sadar bahwa dia menjijikkan di hadapan kekudusan Tuhan.

Akan tetapi, seorang dari para serafim menyepit bara dan menyentuhkannya ke mulut Yesaya serta berkata kenajisanmu telah dibuang, dosamu telah diampuni dan kesalahanmu telah dilupakan.

Bila Roh Kudus "membakar" mulut kita, maka kita tidak lagi najis bibir.  Kita akan berani berkata dan menyanyi: Kudus...Kudus dst... Tapi kalau kita najis bibir, bagaimana mungkin kita berani berkata dan bernyanyi: Kudus...Kudus... Itu namanya munafik..

Bila Roh Kudus "membakar" mulut kita, maka akan ada kuasa perkataan kita.  karena diberi mandat dan otoritas dari sorga.  Sehingga perkataan kita berdampak dan menjadi berkat bagi yang mendengarkan.

Bila Roh Kudus "membakar" mulut kita maka kita tidak akan berdalih terhadap tugas dan penggilan dari Tuhan seperti yang pernah dialami oleh Yeremia di Yeremia 1:1.

Bila Roh Kudus "membakar" mulut kita, maka kita akan berana berkata: INI AKU, UTUSLAH AKU!!!! Dan kamu sekalian akan jadi saksi Tuhan bagi perluasan kerajan-NYa.

HALELUYA!!!!!!!!!!!

1 komentar:

  1. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Pdt Asahan Simanjuntak karena telah berbagi berkat. HALELUYA

    BalasHapus